Sabtu, 03 November 2012

MAKNA KASIH DALAM HIDUP

apakah kau tahu apa arti dari kekasih? apakah kau memahami apa itu kekasih? mungkin kita tak akan mengetahui siapa kekasih kita sebenarnya mungkin kita tak akan tahu apa yang pernah kekasih kita berikan untuk kita kekasih yang sebenarnya adalah seseorang yang tidak pernah memberikan kita materi apa-apa tetapi mereka memberikan sebuah harapan, kasih sayang, dan paling utama cinta mereka tak akan pernah memberikan kita sebuah hadiah real tapi mereka akan memberikan kita hadiah yang tak pernah bisa kita lupakan mereka tak akan mengungkit-ungkit apa yang kita lakukan kepadanya mereka tak pernah mendukung kita mereka tahu apa yang terbaik buat kita mereka yang mengerti tentang kita tapi pura2 nggak tahu Sumber: arti kekasih dalam hidup - IndoForum http://www.indoforum.org/showthread.php?t=87427&s=44be23351a594baf10ddf4cbd3a0d616#ixzz2BEEqqXIR Hak Cipta: www.indoforum.org

MAKANA CINTA

erbicara mengenai cinta pasti kita tidak asing lagi karena kata-kata tersebut selalu terngiang-ngiang ditelinga kita, misalkan saja ketika kita mendengarkan radio, pasti ada lagu yang mendendangkan tentang cinta atau ketika kita baca buku atau novel, pasti kita lebih suka tema tentang percintaan dan itu adalah hal yang wajar karena pada usia puber inilah masa dimana seseorang mulai tertarik dengan lawan jenis dan hal itu selalu dikaitkan dengan cinta. Pengertian Cinta Pengertian cinta itu sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung pada penghayatan serta pengalamannya.

PELANGI DALAM HIUDUP

Hampir semua orang menyukai pelangi, karena pelangi bentuknya sangat indah, sangat jarang sekali muncul, dan kalau sudah muncul cuma sebentar. Dibutuhkan hujan dan panas matahari langsung untuk bisa memunculkan sebuah pelangi. Biasanya ketika matahari sudah bersinar, sedangkan gerimis hujan belum reda, maka saat itulah pelangi akan menampakkan keberadaannya. By the way, lama nech gak liat pelangi, padahal Denpasar hampir tiap hari diguyur hujan. Jika melihat pelangi, hati ini rasanya sejuk dan damai. Jika aku analogikan, ternyata hidup ini ibarat sebuah pelangi. Penuh dengan warna-warni, ada suka, duka, jengkel, bahagia, sterss, dll. Sama halnya dengan pelangi yang cuma hadir sebentar, hidup kita ini pun tidak lama. Waktu terus berputar dan berjalan mundur secara countdown tanpa ada henti. Sadarkah kita kalau tiap detik yang berjalan mundur tersebut merupakan sebuah pengurangan usia bagi kita? karena hidup ini cuma sekali dan sebentar, maka enjoy, gunakan dan nikmatilah hidup ini dengan sebaik-baiknya, seperti disaat kita menikmati sebuah pelangi. Santai dan mengalir aja, jika susah janganlah terlalu merasa susah banget, karena biasanya kalau kita sudah merasa susah banget, kita akan lupa untuk besyukur kepada-Nya. Jika bahagia, janganlah terlalu bahagia banget, karena biasanya jika kita terlalu bahagia kita akan lupa atas pemberian-Nya. Hiduplah seperti sebuah pelangi, yang selalu memberi kesejukan dan kedamaian kepada kita semua meskipun kehadirannya cuma sebentar. images1.jpg Jadilah orang pertama yang menyukai tulisan ini Apakah anda menyukai tulisan ini ? Suka tulisan ini Categories: Dunia Sekitar Kita

MENTARI NAN INDAH

Jam 6 pagi…….aku tersentak dari tempat tidurku. Ku buka pintu kamar dan tersenyum di sapa sepupuku yang terkekeh. Mentari pagi ini indah, walau mendung masih bergelayut sisa hujan semalan. Tak seperti biasanya,aku menyukai mentari pagi ini. Ku pejamkan mata dan kurentangkan tangan ini…..kunikmati sinarnya yang mulai memancar. Aku tersenyum…….ku ingat semalam aku terlelap dalam pelukan lelakiku. *Aah…imajinasiku terlalu tinggi. Mungkin di sana dia pun merasakan dekapan hangatku. Sepupuku terkekeh lagi dan membuyarkan lamunanku. Aku tertawa….dan ku gendong dia mengelilingi halaman rumah. Pagi yang indah……ku awali semua dengan senyuman….semoga berakhir juga dengan senyuman.

MAKNA SEORANG IBU

Bila ada pepatah surga di telapak kaki ibu, mungkin itu adalah gambaran yang paling mulia untuk setiap pengorbanan yang telah beliau lakukan terhadap anak- anaknya. Tak hanya sebagai sosok yang lembut, ibu adalah seorang pendamping yang kuat bagi ayah untuk selalu menyemangati dikala pekerjaan kantor atau usaha sedang pasang surut. Dimataku, ibu adalah segalanya. Pengorbanan terbesar dalam melahirkanku membuat dirinya mempertaruhkan seluruh nyawa. Bahkan setelah diriku lahir kedunia, ibu dengan penuh kesabaran selalu setia merawat ku sampai besar. Selama hidupnya perjuangan ibu tak kenal lelah, demi membantu ayah, ia pun rela ikut bekerja dari subuh hingga malam. Kadang kita sering membuat ibu bersedih dengan perbuatan yang kita lakukan, dan sering berkata tidak sopan sehingga menyakiti hatinya. Namun, setiap lontaran kata yang menyakitkan tak pernah diingatnya sebagai dendam. Pendidikan yang lebih tinggi dari ibu terkadang membuat kita menjadi sombong seperti kacang lupa pada kulitnya. Contohnya saja, ketika Ia hanya bertanya bagaimana menggunakan handphone atau sekedar menyalakan DVD. Pemikiran malu dan emosi seringkali terlintas di benak kita. Tapi sadarkah, sikapnya yang tulus dan sabar dalam mengajarkan kita pertama kali membaca dan selalu bertanya kepadanya jika tak mengerti sejak kecil, hingga kita menjadi seorang sarjana merupakan contoh nyata rasa sayang tiada akhir kepada seorang anak. Hari ini kusadari bahwa dirinya adalah sosok yang paling mulia. Seorang ayah mengajarkan kita bagaimana bertanggung jawab, tetapi seorang ibu yang menunjukan bagaimana cara mencintai dengan penuh cinta kasih. Pintanya tak banyak, hanya hidup rukun dalam bersaudara. Terimakasih untuk setiap doa yang selalu kau panjatkan setiap malam agar kami selalu hidup dalam penyertaan-Nya. Terima kasih Ibu

ARTI SAHABATKU

Sahabat ... Merindukanmu bagaikan malam tak berbintang... Ingin rasanya mengulang kembali Semua cerita lama yang menautkan hati kita ... Sahabat ... Kuingin kau tahu ... Tak satupun yang dapat menghapus jejakmu Walaupun ribuan kilometer jarak membentang di hadapan Kau tak kan pernah tergantikan... Sahabat ... Kuingin kau pun tahu .... Betapa berartinya dirimu bagiku ,,, --- Buat sahabatku, dimana pun kau berada --- Salam kangen dan rinduku padamu

TUGAS SEORANG BIDAN

Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik. Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya karena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib memberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu melahirkan. Terkait peran dan dan fungsi bidan yang mana dalam pelaksanaan profesinya, bidan memiliki banyak tugas serta peran-perannya. PERAN BIDAN DAN FUNGSI BIDAN 1. PERAN SEBAGAI PELAKSANA Sebagai pelaksana ,bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu: a. Tugas Mandiri 1) Menerapkan manajemen pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan : ü Mengkaji status kesehatan utuk memenuhi kebutuhan asuhan klien. ü Menentukan diagnosa. ü Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. ü Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. ü Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan. ü Membuat rencana tindakan lanjut kegiatan/tindakan. ü Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan. 2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien: ü Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa prnikah. ü Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar. ü Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai proritas dasar bersama klien. ü Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana. ü Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien. ü Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien. ü Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan. 3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal : ü Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan kehamilan ü Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan keadaan hamil ü Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah ü Melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun ü Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien ü Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah diberikan 4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga : ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa pesalinan ü Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan ü Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan rencana yang telah disusun ü Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan ü Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan sesuai dengan prioritas ü Membuat pencatatan asuhan kebidanan 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir : ü Mengakaji status kesehatan pad byi baru lahir dengan melibatkan keluarga ü Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir ü Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas ü Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat ü Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan ü Membuat rencana tindak lanjut ü Membuat pencatatan dan pelaporan yang telah diberikan 6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga : ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas ü Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas ü Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah ü Melaksanakakn asuhan kebidanan sesuia dengan rencana ü Mengevaluasi bersamam klien asuhan kebidanan yang telah diberikan ü Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien ü Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan 7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana : ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas ü Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas ü Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas ü Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai prioritas ü Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan ü Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien ü Membuat pencatatan dan pelaporan 8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause : ü Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien ü Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan asuhan ü Menyusun rencana asuhan sesuia prioritas maslah bersma klien ü Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana ü Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan ü Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan 9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga : ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita ü Menentukan diagnosa dan prioritas masalah ü Menyususn rencana asuhan sesuai dengann rencana ü Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana ü Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan ü Membuat rencana tindak lanjut ü Membuat catatan dan laboran asuhan b. Tugas Kolaborasi/Kerjasama 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsí kolaboarasi dengan melibatkan klien dan keluarga. ü Mengkaji masalah yang berkaiatan dengan komplikasi dan keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang memerlukan tindkaan kolaborasi ü Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien ü Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien ü Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan ü Menyususn rencana tindak lanjut bersama klien ü Membuat pencatatan dan pelaporan 2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi. ü Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongna pertama dan tindakan kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi ü Menyusun rencana asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas ü Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama ü Membuat rencana tindak lanjut bersama klien ü Membuat catatan dan laporan 3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga ü Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatan ü Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Mengevaluasi hasil asuhan kebdianan dan pertolongan pertama pada ibu hamil dengan resiko tinggi ü Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga ü Membuat catatan dan laporan 4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi denga melibatkan klien dan keluarga. ü Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratan ü Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibi masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan kegawatdaruratan ü Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama ü Menyusun rencana tindak lanjut bersama keluarga/klien ü Membuat catatan dan laporan 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatan yang memerlukan tindakan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebdianan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memelurkan tindakan kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan factor resiko dan kegawat daruratan ü Menyusun rencanan asuhan kebidanan pada bayi, baru lahir dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah diberikan ü Menyusun rencanan tindakan lanjut bersamam klien/keluarga ü Membuat catatan dan laporan 6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga ü Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakakn kolaborasi ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan factor resiko dan keadaan kegawatan ü Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas ü Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah diberikan ü Menyusun rencana tindak lanjut bersamam klien/keluarga ü Membuat catatan dan laporan c. Tugas Rujukan 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga. ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebdianan yang memerlukan tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan ü Menentukan diagnosa, prioritas serta sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/keluarga ü Mengirim klien untuk keperluan intervensí lebih lanjut kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan dokumentasian ü Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi 2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebdianan melalui konsultasi dan rujuakn pada ibu hamil ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas ü Memberikan pertolongan pertama pada kasusu yang memerlukan rujukan ü Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan ü Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang ü Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi 3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga ü Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan ü Menentukan diagnosaa, prognosa dan prioritas ü Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan ü Mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut kepda petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang ü Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan 4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas ddengan penyulir tertentu dengan kegawatan dengan melibatkan klien dan keluarga ü Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan ü Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah ü Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan ü Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang ü Membuat catatan dan laporan serta serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukana konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga ü Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada bayi baru lahir yang memerlukan konsultasi dan rujukan ü Memerlukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah ü Memberikan pertolongan pertama pada kasusu yang memerlukan rujukan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan tindakan ü Mengirim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang berwenang ü Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan 6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujuan dengan melibatkan klien/keluarga ü Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada balita yang memerlukan konsultasi dan rujukan ü Menerima diagnosa dan prioritas ü Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan ü Mengirim klien kepada petugas/institusi pelayanan kesehtaan yang berwenang ü Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/peran-dan-fungsi-bidan-dalam-pelayanan.html#ixzz2BEAkl3De

STANDAR PELAYANAN BIDAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN STANDAR I : Falsafah dan Tujuan Pelayanan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan filosofi bidan Definisi Operasional 1. Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan 2. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan penyakit, pencegahan cacat pada ibu dan bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif, fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan. STANDAR II : Administrasi dan pengelolaan a. Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan b. Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar alat, standar ruangan, standar ketenagaan yang telah tindakan disahkan oleh pimpinan. c. Ada standar prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan/kebidanan yang disahkan oleh pimpinan d. Ada rencana / program kerja disetiap insttusi pengelolaan yang mengacu ke institusi induk. e. Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur, dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat. f. Ada naskah kerjasama, program praktik dari institusi yang menggunakan lahan praktik, program pengajaran dan penilaian klinik. g. Ada bukti administrasi STANDAR III : Staf dan pimpinan 1. Tersedia SDM sesuai dengan kebutuhan baik kualifikasi maupun jumlah 2. Mempunyai jdwal pengaturan kerja harian 3. ada jadwal dinas sesuai dengan tanggung jawab dan uraian kerja 4. ada jdwal bidan pengganti dengan peran fungsi yang jelas 5. Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut STANDAR IV : Fasilitas da peralatan 1. Tersedia sarana dan peralatan untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan sesuai standar 2. Tersedianya peralatan yang sesuai dalam jumlah dan kualitas 3. Ada sertifikasi untuk penggunaan alat-alat tertentu 4. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat. STANDAR V : Kebijakan dan prosedur 1. Ada kebijakan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang disahkan oleh pimpinan 2. Ada prosedur rekruitmen tenaga yang jelas 3. Ada regulasi internal sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mengatur hak dan kewajiban 4. Ada kebijakan dan prosedur pembinaan personal STANDAR VI : Pengembangan staf dan program pendidikan 1. Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara berkesinambungan 2. Ada program orientasi dan pelatihan bagi tenaga bidan/personil baru dan lama agar dapt beradaptasi dengan pekerjaan 3. Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan STANDAR VII : Standar asuhan 1. Ada standar manajemen asuhan kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan 2. Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik 3. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien 4. Ada diagnosa kebidanan 5. Ada rencana asuhan kebidanan 6. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan 7. Ada catatan perkembangan klien dalam asuhan kebidanan 8. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan 9. Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan STANDAR VIII : Evaluasi dan pengendalian mutu 1. Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan kebidanan 2. Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian terhadap standar asuhan kebidanan 3. Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari kegiatan pengendalian mutu asuhan dan pelayanan kebidanan 4. Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan rencana tindak lanjut 5. Ada laporan hasil evaluasi yang dipublikasikan secara tertulis kepada semua staf pelayanan kebidanan

MANAJEMEN KEBIDANAN

7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: ♠ Riwayat kesehatan ♠ pemeriksaan fisik pada kesehatan ♠ Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya ♠ Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit. Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Langkah V(kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis. Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien. Langkah VI(keenam) : Melaksanaan perencanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien. Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

Senin, 08 Oktober 2012

CANDA DAN TAWA

Dalam sebuah kehidupan semua manusia yang diharapkannya adalah kebahagiaan dan kesenangan yang mereka harapkan dan sebaliknya kesedihan tak pernah mereka pikirkan, namun dalam kenyataan dan realita kehidupan canda dan tawa hanyalah hiasan dalam kehidupan tuk melepas penat dan asa yang mereka pikirkan tentang beban yang mereka pikul.Canda dan tawa dalam kehidupan aq merupakan suatu energi positif yang dapat ksaya rasakan dalam hidup saya karena dengan itu saya dapat merubah sikap dan mental saya dalam menghadapi kesedihan.